Masih Mau Pakai Pupuk Kimia?
Yuk Intip Bahayanya
Kerusakan
tanah dan tanaman akibat penggunaan pupuk kimia
Hampir semua
aktivitas pertanian atau perkebunan pasti melakukan kegiatan pemupukan. Dampak
dari kegiatan pemupukan diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian
atau perkebunan. Sehingga nantinya mampu memberikan hasil yang optimal dan memberikan keuntungan dari segi ekonomi.
Pupuk adalah zat, baik sistetis atau organik, yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan pasokan nutrisi penting yang meningkatkan pertumbuhan tanaman dan vegetasi di dalam tanah. Meski ditujukan untuk memberikan keuntungan bagi manusia, namun dampak dari kegiatan pemupukan pada tanah perlu diperhatikan. Hal ini khususnya pada penggunaan pupuk kimia. Jika dilakukan secara berlebihan, penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya subur. Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.
Saat ini
memang petani masih susah untuk menggunakan 100% pupuk organik karena
ketergantungan petani masih besar terhadap pupuk kimia semacam Urea, Za, dan
KCI. Dibutuhkan waktu untuk meyakinkan petani untuk beralih menggunakan pupuk
organik. Petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan tanpa diimbangi
dengan pupuk yang lain, seperti pupuk organik. Mereka tidak pernah menyadari
apa yang akan diakibatkan jika menggunakan pupuk kimia secara berlebihan dan
terus menerus.
Dalam jangka
pendek, pupuk kimia memang mampu mempercepat masa tanam karena kandungan
haranya bisa diserap langsung oleh tanah, namun di sisi lain dalam jangka
panjang justru akan menimbulkan dampak yang negatif.
Menurut
riset para ahli, pada umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia.
Selalu akan ada residua atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di
dalam tanah ini, bila telah terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen.
Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi),
dan keras. Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat
organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi
mati atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah
seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur
alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara
mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan,
khususnya pupuk kimia.
Penggunaan
pupuk kimia juga berdampak pada lingkungan, penggunaan yang terlalu banyak akan
mengakibatkan eutrofikasi. Pupuk mengandung zat seperti nitrat dan fosfat. Zat
ini menjadi racun untuk kehidupan akuatik. Dengan demikian meningkatkan
pertumbuhan yang berlebihan dari ganggang di air dan menurunkan kadar oksigen. Hal
ini menyebabkan lingkungan yang beracun dan menyebabkan kematian fauna di
perairan.
Pupuk kimia
juga terdiri dari zat dan bahan kimia seperti metana, karbon dioksida, amonia,
dan nitrogen. Hal ini pada saatnya akan menyebabkan pemanasan global dan perubahan
cuaca. Bahkan, nitrous oxide, yang merupakan produk sampingan dari
nitrogen, adalah gas rumah kaca ketiga yang paling signifikan, setelah karbon
dioksida dan metana.
Apabila
ketergantungan pada pupuk kimia tidak terelakkan, maka tanah pertanian kita seperti
masuk dalam lingkaran setan. Dipakai semakin banyak, tanah semakin rusak. Dan
tanah yang semakin rusak akan membuat petani semakin bergantung pada pupuk
kimia. Itulah yang terjadi pada hampir semua lahan pertanian di Indonesia,
bahkan mungkin dunia.
Fakta-fakta
ini mengkhawatirkan dan perlu diambil langkah serius sesegera mungkin untuk
menghindari akibat yang lebih parah. Upaya peningkatan produksi pangan yang
salah, dengan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap bahan kimia,
memberikan dampak negatif yang berlanjut pada pertaruhan nilai kesehatan
manusia akibat residu kimia yang ditinggalkan. Dampak serius terhadap
lingkungan menyebabkan penurunan kualitas produksi akibat kerusakan unsur hara
tanah yang diikat oleh residu kimia dalam tanah.
Wajar jika
kini ternyata petani semakin kehilangan kesuburan tanahnya. Di satu sisi
kemampuan produktifitas tanah semakin menurun, di sisi lain untuk
mempertahankan produktifitasnya coba digenjot dengan pemakaian pupuk yang
semakin meningkat. Artinya, penghasilan petani semakin menurun akibat
menurunnya produktifitas tanah seiring dengan meningkatnya biaya akibat
meningkatnya kebutuhan pupuk.
Hal semacam
ini tentunya nanti akan berdampak pada petani itu sendiri. Karenanya petani
harus diberikan pemahaman tentang dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia
secara berlebihan. Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alami,
manfaat yang diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik
bagi tanah dan lingkungan sekitar dan dapat diandalkan untuk jangka panjang.
Pupuk organik bisa menjadi opsi pilihan petani untuk bisa meningkatkan
produtifitas pertaniannya tetapi tetap berpijak pada unsur ramah lingkungan.
Dalam Permentan No.2 tahun 2006 tentang pupuk organik dan pembenah
tanah, pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya
berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,
dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Definisi tersebut telah
dengan jelas telah menerangkan apa itu pupuk organik.
Pupuk
organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan
dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang
terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode
pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya.
Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau
tablet.
Berikut ini
adalah manfaat yang diperoleh apabila menggunakan pupuk organik:
- Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.
- Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.
- Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
- Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
- Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman, sehingga tanaman terhindar dari kekeringan.
- Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
- Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.
- Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.
- Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah
- Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.
- Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.
- Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak.
Setelah
melihat kelebihan penggunaaan pupuk organik tersebut akankah petani dan
masyarakat luas masih membabi buta dan selalu mengandalkan pupuk kimia untuk
tanaman? Sebenarnya bila ada kemauan untuk membuat pupuk organik, telah
tersedia bahan yang melimpah di sekitar kita. Tetapi pada umumnya petani enggan
membuat pupuk organik tersebut dan lebih memilih membeli pupuk organik buatan
pabrik yang bisa tinggal pakai dan lebih praktis.
Dengan adanya pupuk organik diharapkan dapat
menjadi solusi bagi perbaikan lingkungan. Para petani dihrapkan dapat beralih
menggunakan pupuk organik agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi
akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar